Sahabat...
Dimanapun kapanpun, ia akan selalu ada
Entah akan sama-sama memiliki kesibukan,
Entah akan memulai menata hidup sendiri-sendiri,
Entah nantinya tidak akan pernah bertemu lagi,
ataupun ditakdirkan untuk berbeda alam.
Tapi ia akan selalu dihati.
Yang memelukmu seerat-eratnya ketika ribuan orang menghujat hidupmu.
Yang selalu menerima maaf yang berulang kali ketika kesalahan itu kau buat.
Ia akan selalu ada. Disisi ini.
Tidak ada lelahnya ia menghibur.
Tidak ada capeknya ia mendengar tangisanmu.
Tidak ada letihnya ia meluangkan waktu untukmu yang tidak terlalu penting.
Tapi percaya sajalah, ia tulus.
Ia selalu memiliki cerita sendiri didalam hidup ini.
Entah untuk dikenang atau diceritakan ke anak cucu nanti.
Karna hanya dialah yang selalu mengerti.
Yang selalu ada disampingmu.
Didalam situasi dan kondisi apapun.
Ia selalu ada.
Ia sahabat.
Terimakasih untuk selalu ada di samping ku.
Setiap saat. Setiap waktu.
Senang atau susah.
Engkau selalu ada.
Teknologi Komunikasi
Jumat, 23 Oktober 2015
Minggu, 05 Juli 2015
Roller Coaster?
"LIFE IS A ROLLER COASTER"
Saya percaya bahwa hidup ga selalu di atas. Sekarang saya miskin tetapi siapa yang tahu kalau suatu saat saya menjadi milyarder. Just enjoy the ride :) Intinya jangan pernah takut kalau kita sedang berada dibawah karna Allah pasti selalu ada kapan pun dihati kita. Jangan pernah takut, karna orangtua pasti selalu ada disisi kita, mereka tidak pernah menyalahkan akan tetapi mereka menguatkan. Jangan takut tapi nikmati setiap perjalannya. Jangan lupa bersyukur kalau udah di atas, ga boleh sombong karna di atas langit masih ada langit. Mungkin kini saya hanya bermimpi tapi suatu saat saya yakin saya akan mewujudkannya. Karna optimis itu harus dilakukan dan jangan lupa berdoa sama yang maha kuasa. hehe
NIKMATI, NIKMATI, NIKMATI...
Ngga selamanya kita berada di bawah, Just enjoy it.
Waktu selalu berputar dan Allah pasti sudah menentukkan takdir setiap umatnya.
Saya percaya bahwa hidup ga selalu di atas. Sekarang saya miskin tetapi siapa yang tahu kalau suatu saat saya menjadi milyarder. Just enjoy the ride :) Intinya jangan pernah takut kalau kita sedang berada dibawah karna Allah pasti selalu ada kapan pun dihati kita. Jangan pernah takut, karna orangtua pasti selalu ada disisi kita, mereka tidak pernah menyalahkan akan tetapi mereka menguatkan. Jangan takut tapi nikmati setiap perjalannya. Jangan lupa bersyukur kalau udah di atas, ga boleh sombong karna di atas langit masih ada langit. Mungkin kini saya hanya bermimpi tapi suatu saat saya yakin saya akan mewujudkannya. Karna optimis itu harus dilakukan dan jangan lupa berdoa sama yang maha kuasa. hehe
NIKMATI, NIKMATI, NIKMATI...
Ngga selamanya kita berada di bawah, Just enjoy it.
Waktu selalu berputar dan Allah pasti sudah menentukkan takdir setiap umatnya.
Kamis, 11 Juni 2015
Essay Bertema Ruang Terbuka Publik
Penerapan Peraturan Ruang Terbuka Publik di Kota Jakarta
Perkembangan kota dan pertambahan jumlah penduduk memberikan
konsekuensi peningkatan jumlah kebutuhan ruang. Jakarta sebagai ibukota Negara
dalam perkembangannya tidak terlepas dari proses pertumbuhan penduduk yang
terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini mengakibatkan adanya pembukaan lahan
yang melampaui kebutuhan lahan akan daya dukung kota. Dari sisi ekologis, ruang
terbuka hijau di Kota Jakarta semakin menyusut tergusur oleh pembangunan kawasan
komersial, seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, pertokoan, pelebaran
infrastruktur jalan, dan pembangunan fisik kota lainnya. Seiring dengan
pembangunan dan perkembangan kota yang tidak memperhatikan fungsi ekologi dan
daya dukung kota, Jakarta diperkirakan akan menjadi kota yang tidak
berkelanjutan.
Kota Jakarta memiliki total luas yaitu 66.233 hektar. Selama kurun
waktu 2001 hingga 2012, luas ruang terbuka hijau (RTH) di Ibu Kota Jakarta
yaitu 2.718,33 hektar. Ketersediaan ruang terbuka di kota Jakata hanya 10% dari
total luas wilayah (Syailendra 2013). Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 mengenai rencana tata ruang
wilayah ditetapkan bahwa ruang terbuka hijau paling sedikit 30% dari luas
daerah. Namun, di kota megapolitan seperti kota Jakarta ketersediaan 30% ruang
terbuka hijau menjadi kebijakan yang membebani karena sebagian lahan perkotaan
telah dialihfungsikan sebagai lahan-lahan komersil lainnya.
Pemprov DKI Jakarta menagih kewajiban pengembang untuk membangun RTH
(Siregar/AB
2013). Perda RDTR itu harus ditinjau ulang. Ini jelas
melanggar aturan. Saat ini UU yang diubah atau RDTR DKI yang diubah. Ini
bergantung pemerintah pusat (Nirwono Joga 2011). Minimnya keberadaan ruang terbuka di Jakarta membuat Pemprov DKI
Pemprov DKI kesulitan memenuhi kriteria kota hijau. Akibat dari total luas
wilayah Jakarta serta kepadatan penduduk yang tinggi, Kota Jakarta membutuhkan
RTH yang tidak saja berfungsi estetika dan edukatif tetapi juga sebagai sarana
yang mempunyai fungsi sosial. Penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka publik
sangat diperlukan peran dan kerja sama yang baik dari pemerintah dan masyarakat
untuk bersama-sama menyadari pentingnya RTH dan bersama-sama pula berperan
aktif berusaha mewujudkan target ideal RTH di Jakarta. upaya mengurangi
pembangunan lahan-lahan komersil perkotaan. Dukungan dalam usaha-usaha
penyediaan RTH pun sangat diperlukan.
Upaya untuk menambah RTH di Kota Jakarta yaitu dengan mengalihfungsikan
lahan aset pemerintah sebagai kegiatan lain dibalik pembukaan lahan RTH seperti
SPBU atau digunakan secara illegal untuk kegiatan kaki lima. Dapat disimpulkan
bahwa untuk menyediakan RTH sebesar 30% cukup besar sedangkan kapasitas untuk
penyediaan RTH publik di Kota Jakarta masih terbatas. Dengan demikian, dalam
upaya-upaya penyediaan dan pemanfaatan ruang kapasitas Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta dapat dioptimalkan tanpa banyak kendala yang berarti agar pemenuhan
ketersediaan ruang terbuka publik sesuai dengan standar peraturan tata ruang.
Daftar Pustaka
http://www.tempo.co/read/news/2013/11/03/214526814/Ruang-Terbuka-Hijau-10-Persen-dari-Luas-Jakarta. (diakses 1 April
2015)
Ferlina
Nurdiansyah, A. N. B., dan Hartuti Purnaweni (2012). Strategi Peningkatan dan Penyediaan
Ruang Terbuka Hijau Privat Rumah Tinggal di Kawasan
Perkotaan. EKOSAINS Vol.IV No. 3.
Siregar/AB, H.
(2013). Soal Ruang Terbuka Hijau, Rencana
Tata Ruang DKI Langgar UU. Suara
Pembaruan.
http://www.beritasatu.com/megapolitan/155587-soal-ruang-terbuka-hijau-rencana-tata-ruang-dki-langgar-uu.html.
(diakses 1 April 2015)
Langganan:
Postingan (Atom)